Terdepan dan Terpercaya

Sabtu, 12 November 2016

SOAL MANAJEMEN STRATEGI

Hasil Diskusi Manajemen Strategi bab Evaluasi Strategi.
  1.   apakah Evaluasi Strategi diperlukan jika Faktor eksternal dan internal tidak berubah secara signifikan? (Ade Ahmad Ismail)
Jawab :
Jadi jawabanya terserah. boleh tidak diterapkan evaluasi strategi asal perusahaan berkembang pesat dan memuaskan ke arah tujuan yg telah ditetapkan, akan tetapi lebih baik jika dilakukan pengkajian ulang, di evaluasi, dan dilakukan pengendalian strategi secara terus menerus, karena adanya pengkajian ulang, evaluasi, dan pengendalian strategi membuat perusahaan dapat mereview sejauh mana efektifitas strategi-strategi yang telah diterapkan, memonitor kemajuan dan pencapaian sasaran-sasaran strategi, serta mereview apakah strategi-strategi tersebut masih sesuai dengan kondisi saat ini dan ke depan nantinya. Evaluasi strategi juga memungkinkan seorang  dissission maker  di dalam organisasi untuk membuat keputusan jangka panjang yang efektif, dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

Tanggapan:
Jika tadi anda bilang boleh tidak menerapkan aktivitas evaluasi strategi saat perusahaan berkembang pesat dan memuaskan. Lalu bolehkah jika perusahaan mengabaikan proses evaluasi strategi saat perusahaan berkembang pesat. Dan bagaimana akibat dari mengabaikan evaluasi strategi?

Jawab :
Boleh tidak melakukan evaluasi saat perusahaan berkembang pesat bukan berarti harus mengabaikan proses evaluasi strategi, karena tujuan dari evaluasi strategi sendiri adalah.........................
Di dalam bukunya Tunggal Amin Widjaja menjelaskan model proses manajemen strategi di sebuah organisasi atau perusahaan yg meliputi tiga tahap :
      a)      Tahap Formulasi: meliputi pembuatan visi & misi, pengidentifikasian peluang dan tantangan eksternal organisasi, penentuan kekuatan dan kelemahan internal, pembuatan sasaran jangka panjang, pembuatan pilihan-pilihan strategi, serta pengambilan keputusan strategi yang dipilih untuk diterapkan.
      b)      Tahap Implementasi (biasa juga disebut tahap tindakan): meliputi penentuan sasaran tahunan, pengelolaan kebijakan, pemotivasian pegawai, pengalokasian sumber-sumber agar strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan kultur yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta mengkaitkan kompensasi pegawai dengan kinerja organisasi.
      c)       Tahap Evaluasi: meliputi kegiatan mencermati apakah strategi berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi prinsip bahwa strategi perusahaan haruslah secara terus-menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang selalu terjadi di lingkungan eksternal maupun internal.”
Ketiga tahapan tersebut menjadi satu kesatuan yg tidak bisa di pisahkan. jika tahap evaluasi strategi ini diabaikan, maka perusahaan tidak dapat mengevaluasi sejauh mana efektifitas strategi perusahaan yang sudah diterapkan. Apakah masih relevan dengan kondisi saat ini dan kondisi ke depan nantinya?
Tanpa adanya pengkajian ulang dan evaluasi, maka perusahaan tidak dapat melakukan tindakan-tindakan korektif yang mungkin harus dilakukan untuk memperkuat posisi perusahaan. Pada akhirnya jika perusahaan tidak melakukan antisipasi yang tepat dan beradaptasi terhadap perubahan eksternal, bisa saja hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan keberlangsungan perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting untuk kehidupan organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Saya pikir, memang aktivitas Evaluasi strategi bisa jadi merupakan proses yang rumit dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi juga tidak bagus, karena dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra produktif tentunya.
Begitupun jika keputusan strategis  yang diambil  oleh dissission maker itu salah, maka akan  menimbulkan kerugian yg besar bagi perusahaan, dan akan sulit sekali untuk memperbaikinya. Memperbaiki keadaan perusahaan yg sedang terpuruk itu lebih sulit daripada memperbaiki hubungan cinta yg telah hancur mas. Jadi intinya, jangan mengabaikan evaluasi strategi!

Tanggapan :
Tadi anda bilang bahwa evaluasi strategi adalah proses yg rumit dan sensitif, dan jika manajer salah dalam mengambil keputusan maka akan menghancurkan perusahaan. Lalu bagaimana solusi jika manajer salah dalam mengambil sebuah keputusan pasca pengevaluasian strategi?

Jawab :
Aktivitas evaluasi strategi memang rumit mas, seperti serumit kisah cintanya om ulwan sama jayanti. Sebab mengapa aktivitas strategi sulit dan rumit adalah:
      1.      Meningkatnya kompleksitas lingkungan
      2.      Sulit memprediksi masa depan secara akurat
      3.      Bertambahnya jumlah variabel
      4.      Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan
      5.      Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi
      6.      Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan
Maka dari itu, jika manajer salah dalam mengambil keputusan yg akan berdampak pada kesenjangan perusahaan, maka manajer harus memiliki Rencana cadangan atau bahasa jawanya planning kontijensi. Rencana cadangan bisa didefenisikan sebagai rencana alternative yang dapat dilaksanakan bila peristiwa penting tertentu terjadi tidak seperti yang diharapkan. sehingga perubahan strategi dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Misalkan jika strategi A tidak bisa menjawab persoalan C, maka manajer harus menggunakan strategi alternativ atau strategi cadangan B utk menyelesaikanya, jika strategi B juga tidak mampu menyelesaiakan persoalan, maka lanjut ke strategi C, dan begitu seterusnya.

    2. kapan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah evaluasi strategi? Apakah saat kinerja Perusahaan berada di puncak kejayaan atau ketika perusahaan mengalami penurunan atau yg bagaimana? (Junianto)

Jawab :
Perlu diketahui bahwa “Tidak ada strategi yang dapat digunakan sepanjang waktu dan tidak ada perusahaan yang dapat unggul setiap waktu.” Ini adalah kode keras dari alam.
Maka dari itu, setiap organisasi harus siap sedia mengantisipasi terhadap goncangan, maupun goyangan dari luar atau hal-hal yg tidak dinyana-nyana. Saya pikir, evaluasi terhadap strategi tidak hanya di lakukan saat kinerja Perusahaan berada di puncak kejayaan, akan tetapi bisa juga dilakukan saat kondisi perusahaan dalam keadaan steady atau stagnan dalam beberapa periode. Dan juga, Evaluasi harus selalu dilakukan ketika ada perubahan dalam faktor eksternal maupun faktor internal perusahaan melalui Matriks Penilaian Evaluasi Strategi.
Terkadang Saat perusahaan berada di puncak, perusahaan akan masuk pada zona nyaman atau comfort zone. Hal ini terkadang berbahaya karena terkadang mereka berpikir bahwa kondisi tersebut akan berlangsung selamanya. Padahal tidak, keadaan yg nyaman belum tentu bisa terjalin selamanya! kalau kata Noah tak ada yang abadi!
Dari pengalaman, kita sudah belajar dari Nokia. Nokia sempat mengalami puncak kejayaan pada masanya (masane mbah-mbahmu wi). Akan tetapi karena tidak melakukan evaluasi strategi, yaitu tidak mengikuti perkembangan pasar yang terjadi dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor eksternal, akhirnya mereka pelan-pelan mengalami kejatuhan dan tak bisa bangkit lagi, dan tenggelam dalam luka yg dalam, dan parahnya lagi dia tersesat dan tak tau arah jalan pulang dan akhirnya lama kelamaan akan menjadi butiran debu.
Oleh karena itu evaluasi strategi perlu terus dilakukan utamanya pada saat kinerja perusahaan berada di puncak. Lebih baik lagi jika perusahaan melakukan evaluasi strategi yg dilakukan secara periodik/berkala agar mengantisipasi hal-hal yg tidak di inginkan supaya sebagai benteng dari perusahaan itu sendiri.

Tanggapan:
Lah tadi kan bilang bahwa “terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi juga tidak bagus, karena dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal yg akan mengancam keberlangsungan perusahaan?

Jawab :
Nah, untuk itu perusahaan harus memikirkan bagaimana membuat karakteristik evaluasi strategi yang efektif dan efisien.
Di dalam bukunya Fred (bukan fried chiken ya?), menjelaskan evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan dasar supaya efektif, yaitu:
1.      Kegiatan evaluasi strategi harus ekonomis dan tidak menghabiskan banyak biaya.
2.      Kegiatan evaluasi harus mempunyai arti, harus secara khusus berkaitan dengan tujuan-tujuan perusahaan.
3.      Kegiatan evaluasi strategi harus memberi informasi kepada manajer  yang berguna mengenai tugas-tugas yang berada di bawah kendali dan pengaruh mereka.
4.      Kegiatan evaluasi strategi harus memberi informasi tepat waktu.
5.      Evaluasi strategi harus didesain untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai apa yang terjadi.
     3.   Kapan perubahan visi dan misi perusahaan perlu dilakukan sebagai tindakan koreksi dari hasil evaluasi strategi suatu perusahaan? (Sofyan Tohari)
Jawab:
Aktivitas evaluasi strategi sangat penting untuk mengukur kinerja organisasi (measuring organizational performance) atau perusahaan. Aktivitas ini mencakup pembandingan hasil yang diharapkan (expected) dengan hasil yang sebenarnya (aktual). Baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
Ketika kegagalan untuk membuat kemajuan yang memuaskan kearah tercapainya tujuan, di saat moment itulah perusahaan perlu melakukan perubahan visi dan misi.
Di dalam bukunya Fred R David, menjelaskan ada Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk perlu mengambil tindakan evaluasi dan korektif untuk melakukan perubahan visi dan misi:
      a)      Kebijakan yang tidak masuk akal
      b)      Perubahan ekonomi yang tidak terduga
      c)      Pemasok atau distributor yang tidak bisa  diandalkan
     d)     tren faktor eksternal sudah menyimpang jauh dari kondisi saat visi dan misi eksisting dibuat, sehingga tidak bisa menjawab/merepresentasikan kondisi eksisting seperti "kita ingin menjadi apa?" atau "apakah bisnis kita ini sebenarnya?"
     e)      terjadi kemitraan (merger, akuisisi, dll), sehingga terjadi perubahan nilai-nilai perusahaan dan perlu visi misi baru untuk pemersatu.
     f)       Perubahan ekstrem faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesinambungan perusahaan.
     g)      Perubahan bisnis perusahaan.
     h)      Perubahan (perluasan) segmentasi pasar.
i)        Evaluasi misi perusahaan yang sudah tidak efektif, hanya sedikit komponen yang terpenuhi.
Referensi : Fred R David , 2011, p.509

Tanggapan:
Jadi saya menangkap apa yg mas hasan sampaikan, Bahwa pada dasarnya Visi dan Misi dapat dirubah jika tidak lagi sesuai dengan situasi internal dan eksternal organisasi atau perusahaan, dlsb.
Saya pikir, Visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel. Tapi ini tidak berarti bahwa setiap Visi dan Misi harus selalu berubah dan bahkan terkesan dikendalikan oleh lingkungan, tapi justru para stakeholder (manajemen) harus faham betul, peka dan yang terpenting tahu betul apa yang harus dilakukan terhadap apapun kondisi yang terjadi. Kejelian mengantisipasi perubahan jaman merupakan kunci dari pembuatan visi dan misi yang fleksibel.

Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi semakin stagnan dan begitu-begitu saja. Dan akhirnya mengakibatkan kinerja menurun, hasil tidak maksimal dan bahkan perusahaan terancam ditutup, dilikuidasi, dst. Jadi evaluasi strategi tidak hanya dilakukan saat kinerja perusahaan berada di puncak.

Jawab :
Saya sangat setuju sekali tentang pendapat mas sofyan, bahwa:
Visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel dan Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi tidak berkembang. Jadi perusahaan harus berubah jika diperlukan, seperti Sebuah pepatah mangatakan : “ If you don’t change, you’ll die. ( jika anda tidak berubah, anda akan mati). Hal ini juga berlaku untuk visi dan misi dari suatu organisasi atau perusahaan. Bagaimana mas sofyan, sudah cukup?

Referensi:
- Strategic Management, Fred R. David, 2011.
     4.      Apakah ada metode atau teknik dalam melakukan evaluasi strategi?
Menurut pemahaman dari buku yang saya baca, umumnya perusahaan menggunakan metode Evaluasi outcome. evaluasi outcome dapat digolongkan sebagai evaluasi kinerja.  karena merupakan evaluasi kinerja, maka teknik evaluasi yang digunakan dalam metode evaluasi outcome dapat menerapkan pendekatan pragmatis, artinya setiap program yang berbeda boleh jadi mempunyai teknik evaluasi outcome yang berbeda satu sama lain.

Evaluasi dengan demikian, dapat meminjam pendekatan dalam penelitian ilmiah, yaitumetode kuintatif.

1 komentar:

  1. halo semuanya di sini jika Anda mencari pinjaman dengan tingkat bunga rendah dengan pengembalian 2 tingkat per tahun maka penawaran pinjaman pedro akan bagus untuk pinjaman bisnis Anda dan beberapa jenis pinjaman lain yang ingin Anda ajukan selama Anda tahu bahwa Anda dapat melakukannya pengembalian yang baik kembali sesegera mungkin kemudian hubungi mr pedro di pedroloanss@gmail.com

    BalasHapus