Hasil Diskusi Manajemen Strategi bab Evaluasi
Strategi.
1. apakah Evaluasi Strategi diperlukan
jika Faktor eksternal dan internal tidak berubah
secara signifikan? (Ade Ahmad Ismail)
Jawab
:
Jadi
jawabanya terserah. boleh tidak diterapkan evaluasi strategi asal perusahaan
berkembang pesat dan memuaskan ke arah tujuan yg telah ditetapkan, akan tetapi
lebih baik jika dilakukan pengkajian ulang, di evaluasi, dan dilakukan
pengendalian strategi secara terus menerus, karena adanya pengkajian ulang,
evaluasi, dan pengendalian strategi membuat perusahaan dapat mereview sejauh
mana efektifitas strategi-strategi yang telah diterapkan, memonitor kemajuan
dan pencapaian sasaran-sasaran strategi, serta mereview apakah strategi-strategi
tersebut masih sesuai dengan kondisi saat ini dan ke depan nantinya. Evaluasi
strategi juga memungkinkan seorang dissission maker di dalam organisasi untuk membuat keputusan
jangka panjang yang efektif, dan mengambil tindakan
korektif bila diperlukan.
Tanggapan:
Jika tadi
anda bilang boleh tidak menerapkan aktivitas evaluasi strategi saat perusahaan
berkembang pesat dan memuaskan. Lalu bolehkah jika perusahaan mengabaikan proses
evaluasi strategi saat perusahaan berkembang pesat. Dan bagaimana akibat dari
mengabaikan evaluasi strategi?
Jawab
:
Boleh tidak
melakukan evaluasi saat perusahaan berkembang pesat bukan berarti harus
mengabaikan proses evaluasi strategi, karena tujuan dari evaluasi strategi
sendiri adalah.........................
Di dalam bukunya Tunggal Amin Widjaja menjelaskan model proses manajemen strategi
di sebuah organisasi atau perusahaan yg meliputi tiga tahap :
a) Tahap Formulasi: meliputi pembuatan visi &
misi, pengidentifikasian peluang dan tantangan eksternal organisasi, penentuan
kekuatan dan kelemahan internal, pembuatan sasaran jangka panjang, pembuatan
pilihan-pilihan strategi, serta pengambilan keputusan strategi yang dipilih
untuk diterapkan.
b) Tahap Implementasi (biasa juga disebut tahap
tindakan): meliputi penentuan sasaran tahunan, pengelolaan kebijakan,
pemotivasian pegawai, pengalokasian sumber-sumber agar strategi yang
diformulasikan dapat dilaksanakan. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan
kultur yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif,
pengarahan usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan
pemanfaatan sistem informasi, serta mengkaitkan kompensasi pegawai dengan
kinerja organisasi.
c) Tahap Evaluasi: meliputi kegiatan mencermati apakah
strategi berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini dibutuhkan untuk memenuhi
prinsip bahwa “strategi perusahaan haruslah secara
terus-menerus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang selalu terjadi di
lingkungan eksternal maupun internal.”
Ketiga
tahapan tersebut menjadi satu kesatuan yg tidak bisa di pisahkan. jika tahap evaluasi
strategi ini diabaikan, maka perusahaan tidak dapat mengevaluasi sejauh mana
efektifitas strategi perusahaan yang sudah diterapkan. Apakah masih relevan
dengan kondisi saat ini dan kondisi ke depan nantinya?
Tanpa
adanya pengkajian ulang dan evaluasi, maka perusahaan tidak dapat melakukan
tindakan-tindakan korektif yang mungkin harus dilakukan untuk memperkuat posisi
perusahaan. Pada akhirnya jika perusahaan tidak melakukan antisipasi yang tepat
dan beradaptasi terhadap perubahan eksternal, bisa saja hal ini akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan keberlangsungan perusahaan itu
sendiri.
Oleh
karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat
penting untuk kehidupan organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat
memperingatkan manajemen akan adanya masalah atau potensi masalah sebelum
menjadi kritis.
Saya
pikir, memang aktivitas Evaluasi strategi bisa jadi merupakan proses yang rumit
dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi juga tidak bagus,
karena dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra
produktif tentunya.
Begitupun
jika keputusan strategis yang
diambil oleh dissission maker itu salah,
maka akan menimbulkan kerugian yg besar
bagi perusahaan, dan akan sulit sekali untuk memperbaikinya. Memperbaiki
keadaan perusahaan yg sedang terpuruk itu lebih sulit daripada memperbaiki
hubungan cinta yg telah hancur mas. Jadi intinya, jangan mengabaikan evaluasi
strategi!
Tanggapan
:
Tadi anda bilang bahwa
evaluasi strategi adalah proses yg rumit dan sensitif, dan jika manajer salah dalam
mengambil keputusan maka akan menghancurkan perusahaan. Lalu bagaimana solusi
jika manajer salah dalam mengambil sebuah keputusan pasca pengevaluasian
strategi?
Jawab :
Aktivitas
evaluasi strategi memang rumit mas, seperti serumit kisah cintanya om ulwan
sama jayanti. Sebab mengapa aktivitas strategi sulit
dan rumit adalah:
1. Meningkatnya kompleksitas
lingkungan
2. Sulit memprediksi masa depan
secara akurat
3. Bertambahnya jumlah variabel
4. Cepatnya laju pengusangan
suatu rancangan
5. Kejadian dalam negeri dan
dunia yang mempengaruhi organisasi
6. Berkurangnya rentang waktu
dalam menjalankan perencanaan
Maka dari
itu, jika manajer salah dalam mengambil keputusan yg akan berdampak pada
kesenjangan perusahaan, maka manajer harus memiliki Rencana cadangan atau bahasa jawanya
planning kontijensi. Rencana cadangan bisa didefenisikan sebagai rencana
alternative yang dapat dilaksanakan bila peristiwa penting tertentu terjadi
tidak seperti yang diharapkan. sehingga
perubahan strategi dapat dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Misalkan
jika strategi A tidak bisa menjawab persoalan C, maka manajer harus menggunakan
strategi alternativ atau strategi cadangan B utk menyelesaikanya, jika strategi
B juga tidak mampu menyelesaiakan persoalan, maka lanjut ke strategi C, dan
begitu seterusnya.
2. kapan waktu yang tepat untuk melakukan
sebuah evaluasi strategi? Apakah saat kinerja Perusahaan berada di puncak
kejayaan atau ketika perusahaan mengalami penurunan atau yg bagaimana?
(Junianto)
Jawab :
Perlu diketahui bahwa “Tidak ada strategi yang
dapat digunakan sepanjang waktu dan tidak ada perusahaan yang dapat unggul
setiap waktu.” Ini adalah kode keras dari alam.
Maka dari itu, setiap organisasi harus siap
sedia mengantisipasi terhadap goncangan, maupun goyangan dari luar atau hal-hal
yg tidak dinyana-nyana. Saya pikir, evaluasi terhadap strategi tidak hanya di
lakukan saat kinerja Perusahaan berada di puncak kejayaan, akan tetapi bisa
juga dilakukan saat kondisi perusahaan dalam keadaan steady atau stagnan dalam
beberapa periode. Dan juga, Evaluasi harus selalu dilakukan ketika ada
perubahan dalam faktor eksternal maupun faktor internal perusahaan melalui
Matriks Penilaian Evaluasi Strategi.
Terkadang Saat perusahaan berada di puncak,
perusahaan akan masuk pada zona nyaman atau comfort zone. Hal ini terkadang
berbahaya karena terkadang mereka berpikir bahwa kondisi tersebut akan
berlangsung selamanya. Padahal tidak, keadaan yg nyaman belum tentu bisa
terjalin selamanya! kalau kata Noah tak ada yang abadi!
Dari pengalaman, kita sudah belajar dari
Nokia. Nokia sempat mengalami puncak kejayaan pada masanya (masane mbah-mbahmu
wi). Akan tetapi karena tidak melakukan evaluasi strategi, yaitu tidak
mengikuti perkembangan pasar yang terjadi dan tidak mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal, akhirnya mereka pelan-pelan mengalami kejatuhan dan
tak bisa bangkit lagi, dan tenggelam dalam luka yg dalam, dan parahnya lagi dia
tersesat dan tak tau arah jalan pulang dan akhirnya lama kelamaan akan menjadi
butiran debu.
Oleh karena itu evaluasi strategi perlu terus
dilakukan utamanya pada saat kinerja perusahaan berada di puncak. Lebih baik
lagi jika perusahaan melakukan evaluasi strategi yg dilakukan secara
periodik/berkala agar mengantisipasi hal-hal yg tidak di inginkan supaya
sebagai benteng dari perusahaan itu sendiri.
Tanggapan:
Lah
tadi kan bilang bahwa “terlalu banyak kegiatan mengevaluasi strategi juga tidak
bagus, karena dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal yg akan mengancam
keberlangsungan perusahaan?
Jawab :
Nah, untuk
itu perusahaan harus memikirkan bagaimana membuat karakteristik evaluasi
strategi yang efektif dan efisien.
Di dalam bukunya Fred (bukan fried chiken ya?),
menjelaskan evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan dasar supaya
efektif, yaitu:
1. Kegiatan
evaluasi strategi harus ekonomis dan tidak menghabiskan banyak biaya.
2. Kegiatan
evaluasi harus mempunyai arti, harus secara khusus berkaitan dengan
tujuan-tujuan perusahaan.
3. Kegiatan
evaluasi strategi harus memberi informasi kepada manajer yang berguna mengenai tugas-tugas yang berada
di bawah kendali dan pengaruh mereka.
4. Kegiatan
evaluasi strategi harus memberi informasi tepat waktu.
5.
Evaluasi
strategi harus didesain untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai apa
yang terjadi.
3. Kapan perubahan visi dan misi perusahaan perlu dilakukan sebagai
tindakan koreksi dari hasil evaluasi strategi suatu perusahaan? (Sofyan Tohari)
Jawab:
Aktivitas evaluasi strategi sangat penting
untuk mengukur kinerja organisasi (measuring organizational performance) atau
perusahaan. Aktivitas ini mencakup pembandingan hasil yang diharapkan
(expected) dengan hasil yang sebenarnya (aktual). Baik tujuan jangka panjang
maupun jangka pendek.
Ketika kegagalan untuk membuat kemajuan yang
memuaskan kearah tercapainya tujuan, di saat moment itulah perusahaan perlu
melakukan perubahan visi dan misi.
Di dalam bukunya Fred R David, menjelaskan ada
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
perusahaan untuk perlu mengambil tindakan evaluasi dan korektif untuk melakukan
perubahan visi dan misi:
a)
Kebijakan
yang tidak masuk akal
b)
Perubahan
ekonomi yang tidak terduga
c)
Pemasok
atau distributor yang tidak bisa
diandalkan
d)
tren
faktor eksternal sudah menyimpang jauh dari kondisi saat visi dan misi
eksisting dibuat, sehingga tidak bisa menjawab/merepresentasikan kondisi
eksisting seperti "kita ingin menjadi apa?" atau "apakah bisnis
kita ini sebenarnya?"
e)
terjadi
kemitraan (merger, akuisisi, dll), sehingga terjadi perubahan nilai-nilai
perusahaan dan perlu visi misi baru untuk pemersatu.
f)
Perubahan
ekstrem faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesinambungan perusahaan.
g)
Perubahan
bisnis perusahaan.
h)
Perubahan
(perluasan) segmentasi pasar.
i)
Evaluasi
misi perusahaan yang sudah tidak efektif, hanya sedikit komponen yang
terpenuhi.
Referensi : Fred R David , 2011, p.509
Tanggapan:
Jadi saya menangkap apa yg mas hasan
sampaikan, Bahwa pada dasarnya Visi dan Misi dapat dirubah jika tidak lagi
sesuai dengan situasi internal dan eksternal organisasi atau perusahaan, dlsb.
Saya pikir, Visi dan misi sebaiknya bersifat
fleksibel. Tapi ini tidak berarti bahwa setiap Visi dan Misi harus selalu
berubah dan bahkan terkesan dikendalikan oleh lingkungan, tapi justru para
stakeholder (manajemen) harus faham betul, peka dan yang terpenting tahu betul
apa yang harus dilakukan terhadap apapun kondisi yang terjadi. Kejelian
mengantisipasi perubahan jaman merupakan kunci dari pembuatan visi dan misi
yang fleksibel.
Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang
tidak lagi sesuai perkembangan jaman akan membuat organisasi semakin stagnan
dan begitu-begitu saja. Dan akhirnya mengakibatkan kinerja menurun, hasil tidak
maksimal dan bahkan perusahaan terancam ditutup, dilikuidasi, dst. Jadi
evaluasi strategi tidak hanya dilakukan saat kinerja perusahaan berada di
puncak.
Jawab :
Saya sangat setuju sekali tentang pendapat mas
sofyan, bahwa:
Visi dan misi sebaiknya bersifat fleksibel dan
Kekakuan dalam merubah visi dan misi yang tidak lagi sesuai perkembangan jaman
akan membuat organisasi tidak berkembang. Jadi perusahaan harus berubah jika
diperlukan, seperti Sebuah pepatah mangatakan : “ If
you don’t change, you’ll die. ( jika anda tidak berubah, anda akan
mati). Hal ini juga berlaku untuk visi dan misi dari suatu organisasi atau
perusahaan. Bagaimana mas sofyan, sudah cukup?
Referensi:
- Strategic Management, Fred R. David, 2011.
4. Apakah ada metode atau teknik dalam
melakukan evaluasi strategi?
Menurut
pemahaman dari buku yang saya baca, umumnya perusahaan menggunakan metode Evaluasi outcome. evaluasi outcome
dapat digolongkan sebagai evaluasi kinerja.
karena merupakan evaluasi kinerja, maka teknik evaluasi yang digunakan
dalam metode evaluasi outcome dapat
menerapkan pendekatan pragmatis, artinya setiap program yang berbeda boleh jadi
mempunyai teknik evaluasi outcome
yang berbeda satu sama lain.
Evaluasi dengan demikian, dapat meminjam
pendekatan dalam penelitian ilmiah, yaitumetode kuintatif.
halo semuanya di sini jika Anda mencari pinjaman dengan tingkat bunga rendah dengan pengembalian 2 tingkat per tahun maka penawaran pinjaman pedro akan bagus untuk pinjaman bisnis Anda dan beberapa jenis pinjaman lain yang ingin Anda ajukan selama Anda tahu bahwa Anda dapat melakukannya pengembalian yang baik kembali sesegera mungkin kemudian hubungi mr pedro di pedroloanss@gmail.com
BalasHapus